Quo Vadis, Industri Film Indonesia 2024?
Sejak MondiBlanc berdiri resmi sebagai komunitas di tahun 2019, total lulusan MondiBlanc sampai di angka 280-an orang. Dari 280-itu, yang aktif dan terserap di industri film sekitar 50-60-an orang. Mereka kebanyakan adalah lulusan dari kelas-kelas panjang MondiBlanc, Kelas Development dan FPS. Mereka bekerja di production house sebagai filmmaker, penulis, periset, astrada, script continuity, soundman, cameraman, dan aktor. Jumlah sebanyak itu, tentu hanya setetes air untuk gurun industri film Indonesia, yang semakin hari semakin banyak permintaannya, tapi masih sangat kurang pekerjanya.
Dengan lebih dari 1600 layar bioskop, puluhan ruang putar alternatif, puluhan festival film baik nasional dan internasional, puluhan Over The Top Streaming Platform nasional, tentu menyedihkan melihat mahalnya sekolah film, buruknya kondisi kerja di Industri, ketiadaan kepastian hukum untuk pekerja film, dan serikat buruh film yang belum terbentuk dengan baik. MondiBlanc berusaha menjawab itu dengan pendidikan persiapan industrinya, dimana para peserta tidak hanya akan belajar tentang teknis, tapi juga etika kerja, legal, dan pengaturan finance dalam bisnis film.
Tentunya ini semua tidak bisa diajarkan dalam waktu satu tahun, maka Mondi membuka sistem membership, serta dukungan-dukungan terhadap para membernya baik secara finansial (melalui koperasi simpan pinjam), profesional dan psikososial (Crisis center), serta konsultasi bisnis dan legal dengan para member lain lebih senior di industri. Di sinilah Filmmaker Profession Support, ada sebagai gerbang pendidikan dan koneksi jangka panjang para filmmaker muda.
Namun harus diakui, MondiBlanc adalah institusi yang sedang crisis, mengurusi industri yang crisis. MondiBlanc baru berusia 5 tahun, dan belum bisa membiayai dirinya sendiri, karena film-film dan produk akademik yang dihasilkan belum waktunya membiayai workshop. Dalam rencana kerja, jumlah film, workshop dan kualitasnya, baru akan sustainable di tahun ke-10 MondiBlanc berdiri. Semua yang membantu MondiBlanc saat ini adalah bagian dari sejarah untuk membuat sistem pendidikan film berbasis produksi yang inklusif di Indonesia, dimana karya yang didapat dari belajar akan dapat membayar biaya belajar para peserta didik sendiri.