Tuhan Mau Sadrakh Yefta Jadi Aktor!

0
69

Sadrakh Yefta sudah lama jadi salah satu aktor terbaik MondiBlanc. Dia main di Unstockholm (dir. Nosa Normanda) jadi penculik gila, Familiar (dir. Avigayil Enautozoe) sebagai Carlo, lelaki gay yang berusaha diterima ibunya apa adanya, Meru Arnawa sebagai monster, Santosa di Pemburu Hibah (dir. Naufal Firdaus) dan di series Ruang Tunggu, dalam episode 4 Sekawan (dir. Nosa Normanda), yang akan terbit tahun depan. Saat tulisan ini dibuat, Yefta adalah salah satu dari banyak aktor film pendek yang underrated di Mondi; tapi seperti kawan-kawan muda lain, Yefta kami percaya akan menjadi salah satu aktor besar di Indonesia di masa depan (AMIIIN!!)

Dimulai dimana?

Gue menemukan minat di dunia seni peran dari kelas 6 SD di tahun 2002 saat tampil dalam suatu drama Gereja, biarpun ada unsur nepotisme karena Director pertunjukan sederhana itu adalah Bapak gue sendiri. Sejak itu minat gue selalu berkutat di seni peran; minat yang gue pendam sendiri ga pernah gue omongin ke siapapun selama bertahun-tahun. Minat yang mulai bertransformasi jadi passion di tahun 2017 saat gue udah mulai berani ngomong ke orang-orang gue pengen jadi aktor.

Cara membuat karakter?

Gue menghadapi tantangan ini mencoba nulis lengkap kayak sebuah biografi untuk sebuah karakter yang gue perankan. Dengan tools dari ilmu keaktoran juga character bible dari writer dan director. Ini gue lakukan setelah gue bener-bener baca scriptnya. Juga gue coba nemuin “aku diri”  gue sebanyak-banyaknya, seperti yang udah diajarkan mentor-mentor biar bisa gue isolasi saat mendapatkan suatu karakter dari sini gue bisa menemukan “aku tokoh”  dan eksplorasi karakternya. Gue justru terkadang lebih menikmati saat ekpslorasi itu. 

Itu yang biasa gue lakukan.

 

Tantangan terbesar?

Tantangan terbesarnya sih rasa MALAS cuma sekali gue mulai itu asyik banget. Cara ini mungkin bisa ga cocok di aktor lain, karena gue pernah dengar dari mentor-mentor setiap aktor akan menemukan metodenya sendiri untuk membuat hidup tokoh nya.

Film pendek paling susah?

Familiar karena gue dapet peran jauh dari stereotype peran-peran yang gue mainkan kalau soal persiapan sama seperti persiapan persiapan film-film lainya.

Carlo di Familiar. Saat eksplorasi gue pernah jalan-jalan di mall as Carlo. Ada om-om ngikutin gue dari dalam toilet sampe akhirnya gue berhasil hilangin jejak gue gitu.

Ini yang terbaru Empat Sekawan karena pertama kali gue coba aplikasikan Ilmu yang dibawa oleh Head LabActing Mondi kita, yang kuncinya menurut gue kita bekerja berdasarkan teman main kita. Gue coba ga rencanain sesuatu sebelum masuk set, gue ga berekspektasi atas teman main kita. Kosong tapi yang ga benar benar kosong.

Gimana kabar karir?

Perjalanan keaktoran gue, ini jujur banget gue bingung kalau jawab ini. Ini sampai di Fase gue pengen dikenal aktor yang ga dikenali tapi dapet job terus, hehe…

Tapi kalau mau dapet job terus kan harus dikenal yah. Hehe, nah makanya gue bingung. Intinya sekarang ini gue jalanin aja. Gue ini dari orang yang 0 soal Industri ini dari orang yang pertama kali ikutan kelas akting aja hampir mau pulang karena adrenalin gue kalau ketemu orang baru itu deras banget, terus sekarang bisa kenal dan dekat beberapa orang di Industri. Jadi gue harus ngerasa bersyukur banget sih.

Buat ngisi waktu antara acting ngapain?

Driver Online

 

Sukses keaktoran tuh apa?

Kesuksesan seorang aktor menurut gue secara finansial kalau dia sampe mati bisa memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan cukup dari keaktoran secara profesional.

Aktor Indonesia Favorit?

Gue dari dulu ngefans dengan Benyamin Sueb (inspirasi terbesar di masa kecil gue), Teuku Rifnu Wikana.

Terus Putri Ayudya (ini bukan karena gue anak didiknya yahh, ini karena baru-baru ini Mba Putri memainkan suatu naskah yang menurut gue kurang tapi dia dengan Tulus, Ikhlas bermain tetap menjaga tokohnya itu yang mana menurut gue itu sulit banget.)

Rukman Rosadi ini yang mengenalkan aku diri, aku aktor, aku tokoh.

Arawinda aktor yang berdedikasi.

Kenapa bertahan di keaktoran?

Agak berlebihan sih kalau gue bilang faktor Cinta kontradiktif juga padahal tadi gue bilang kesuksesan sebagai aktor itu soal ekonomi ya, tapi ya gitu deh. Inspirasi tentang mencintai seni peran gue dapet dari seorang bapak-bapak extras FTV Azhab gitu (kalau gue ceritain panjang).

Sama faktor spiritual deh, gue tuh percaya emang kayaknya Tuhan mau gue jadi Aktor. Hahah!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here