“Andai” karya Kurnia C. Putra: Syuting Cepat, Wacana Kuat

0
83

Produser, penulis, sutradara, aktor. Itu semua adalah skill yang dimiliki salah satu sutradara senior Mondi, Kurnia Cahya Putra. Di Mondi, ia adalah sutradara dan penulis Serial Friendzone Season 2, dengan banyolan yang subtil dan gaya hollywood drama yang kuat. Ia juga menyumbangkan satu film yang ia buat di luar Mondi untuk channel youtube MondiBlanc, Andai, sebuah film yang ia produseri, tulis, sutradarai dan mainkan sendiri. Selain Andai, Kurnia juga menjadi filmmaker penuh di film Pada Ambang dan serial Virtual Buddy with Kevin di kanal Youtube Bikin Film Yok!

Andai bercerita tentang perjuangan cinta pasangan beda Agama, Maria dan Firman. Astrid Rahadiani, aktris yang seringkali bermain dalam film Kurnia dan terkenal di Mondi lewat serial pendek Akira-Jeni, bermain sebagai Maria. Sementara Kurnia bermain menjadi suami Maria, Firman. Maria: Batak Kristen, Firman: Betawi Islam; pasangan yang sangat sulit direstui oleh kebudayaan kita. Film ini dishoot pada tanggal 17 Agustus, jadi terdapat banyak shot B-roll soal lomba 17an, dan jadi sebuah statement kuat soal nasionalisme vs.  Agama yang menghalangi cinta. Ironis bahwa Maria dan Firman menjalani hubungan antar agama dengan rasa  toleransi yang tinggi namun sulit untuk bersatu. Firman dan Maria berandai-andai dapat menjadi pasangan suami istri yang bahagia dan memiliki keluarga yang harmonis dengan keturunan mereka nantinya.

Andai mengingatkan kita pada adegan pengakuan di film In The Mood for Love, dimana tokoh Li-Shen yang dimainkan Maggie Cheung, melabrak suaminya yang selingkuh—tapi semuanya hanya latihan dengan love interest-nya, Mo-wan yang dimainkan Tony Leung.

 

In the Mood for Love clip

Ketika di In The Mood, Li-Shen berpura-pura konflik dengan suaminya, di Andai Maria dan Firman pura-pura menjadi pasangan. Sebuah hal yang sangat ironis, dan menjadi tambah pahit dengan shot-shot bendera dan nasionalisme lambang persatuan dan kesatuan NKRI harga mati. “Aku kepikiran ironi yang kayaknya cukup menarik antara pasangan beda agama ini dengan perayaan Negara yang suku bangsanya sangat beragam dan salah satu slogannya Bhineka Tunggal Ika tapi hal kayak pasangan beda agama jadi sesuatu yang cukup kontroversial. “ ucap Kurnia.

Dalam sebuah perbincangan  yang dilakukan Firman dan Maria mereka berkomitmen bahwa sepakat akan mendukung apapun kondisi keturunan mereka nantinya bahkan, Firman akan mendukung jika keturunannya nanti seorang gay, lesbi, ataupun transgender. “ Sebagai LGBT, aku selalu respond well terhadap kisah represif, kisah yang terhalang, kayak salah satunya kisah cinta beda agama,” kata Kurnia. “Ada beberapa similarities yang bisa ditemukan antara hubungan pasangan LGBT dengan hubungan antar-agama di Indonesia. Pada saat itu, aku belum fully embrace myself of being gay, so I wrote Andai karena aku butuh medium untuk menyampaikan kisah cinta semacam itu. Kalau akau nulis Andai sekarang, aku mungkin akan bikin pasangannya LGBT.”

Sandiwara yang mereka lakukan berakhir ketika mengetahui orang tua Maria datang ke rumah Maria. Firman pun bergegas pergi agar keberadaanya tidak ketahui orangtua Maria dan sandiwara pun usai ketika Firman mengucapkan salam perpisahan dan memberikan ucapan selamat untuk Maria. Film Andai tersebut dibuat oleh penulis sekedar untuk  membantunya dalam mengekspresikan jati dirinya. Kurnia juga berharap agar orang-orang yang sama seperti dirinya tidak merasa sendirian.

Proses Produksi

Proses produksi film ini terbilang cepat. “I think nggak ada seminggu.” kata Kurnia lagi.  “Aku terinspirasi nulis setelah nonton Blue Jay-nya Mark Duplass dan menemukan koneksi di salah satu adegannya, lalu aku mulai nulis dengan berusaha membawa situasiku saat itu, yaitu sekitar seminggu sebelum 17 Agustus.

Blue Jay Official Trailer 1 (2016) – Mark Duplass Movie

Andai diproduksi Kurnia bersama banyak kawan-kawan yang kebanyakan adalah Member MondiBlanc angkatan lama. “Setelah script selesai, aku langsung kontak 5 orang, Kenny (set), Daris (DOP), Bagust (produser), Bimo (sound), dan tentu aja Achy dan ngajak mereka buat ngegarap. Shooting sehari dengan cast & crew cuma 6 orang di rumahnya Kenny dan kami ngerekam lomba 17an yang lagi berlangsung di sana secara gerilya.”

Di Mondi, kita ngajarin buat bikin film dengan bertanggung jawab. Salah satu materinya adalah pendekatan neorealisme dalam film, yang kurang lebih praktiknya punya dalil: kalau kamu mau produksi cepat, bikin sesuatu yang kamu udah tahu banget. Dengan aktor dan kru yang kamu udah kenal banget. Dengan itu, produksi bisa lebih cepat dan filmnya bertanggung jawab. Yuk, kita nonton Andai lagi:

ANDAI | Romantic Short Film | Presented by Mondiblanc

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here