Ulasan JSGVC, Ekosistem Apik Buat Filmmaker Independen Jakarta

0
177

GAMBIR, AYOJAKARTA.COM – Di Jakarta, terdapat salah satu microcinema yang kerap mempromosikan film-film pendek independen garapan para sineas lokal. Jakarta Shortfilm Gig Virtual Cinema (JSGVC) ialah salah salah satu unit dari Mondiblanc Film Workshop yang gemar melakukan screening film-film pendek lokal independen. Sobat Ayojakarta, pasti kalian ingin tahu apa saja kegiatan JSGVC Mondiblanc?

Apa keuntungan dan tantangan dari keberadaan microcinema sebagai bioskop alternatif di Tanah Air? Simak penuturan Dito Prasetyo, Project Officer JSGVC:

JSGVC ini sebuah wadah alternatif untuk pemutaran film-film pendek.

Apa latar belakang didirikannya JSGVC?

JSGVC ini diinisasi Nosa Normanda, salah satu founder Mondiblanc dan Alvin Aprilianto Tan, member Mondiblanc. Awalnya JSG ingin dibuat live event. Namun, akibat pandemi maka kami alih menjadi virtual event. Tujuan JSGVC untuk ruang temu filmmaker yang datang dari berbagai komunitas film dengan penonton dan juga memberikan ruang putar bagi film-film pendek yang menurut saya pribadi masih sangat jarang.

Selain itu, bagaimana penentuan agenda pemutarannya?

Untuk penentuan agenda, kami inginnya sih rutin diadakan setiap bulan. Apa saja kriteria untuk film-film pendek yang dapat tayang di JSGVC?

Syarat film harus punya implikasi sosial yang tinggi, artinya si filmmaker punya saudara, teman atau komunitas yang mendukung. Kalau tidak, harus mau bergaul, berkomunitas atau berjejaring dengan filmmaker lain. Kalau bingung, datang ke acara kami agar berjejaring dengan filmmaker lain. Secara konten, harus memenuhi standar dasar film yang baik. Setelah itu, kami kurasi dengan film lain sampai ketemu dengan program pemutaran kami yang sesuai.

Bagi penonton, apa manfaat dari pemutaran alternatif untuk film pendek? Siapa saja pangsa penontonnya? Untuk screening JSGVC 8 dan 9 Agustus 2020 kemarin, rata-rata jumlah penonton?

Mereka dapat menonton film pendek yang langka untuk ditonton. Bagi penonton non-pelaku film atau mainstream yang jarang atau mungkin belum pernah nonton film pendek, dapat jadi alternatif tontonan bagi mereka. Target audiens masih fokus pada filmmaker dan komunitas film karena ini wadah silaturahmi antar filmmaker dan komunitas film. Kemarin, alhamdulillah sekitar 40-50 penonton untuk satu sesi, kami mengadakan 4 sesi pemutaran kemarin.

Sumber material film untuk ditayangkan?

Edisi pertama kemarin, film-film didapatkan dari referensi sendiri atau rekomendasi alumni dan pengajar Mondiblanc yang kemudian kami kurasi. Tentu, untuk materialnya didapat dari filmmakernya atau pemegang hak cipta film tersebut dengan agreement. Untuk edisi selanjutnya, kami menerima submisi dengan syarat yang saya sebutkan sebelumnya.

Apakah microcinema ini bagian dari program profit oriented Mondi? Jika ya, berapa omzetnya?

Secara esensi, inisiasi berdasarkan kecintaan kami pada film pendek. Namun, kami memang menarik ticketing untuk mengapresiasi film karena bikin film itu mahal. Kita profit sharing dengan filmmaker. Pun, setidaknya kami dapat mengapresiasi diri sendiri atau panitia-panitia secara sukarela membuat event ini dan juga untuk memenuhi kebutuhan operasional untuk event selanjutnya dengan harapan dapat melangsungkan pemutaran secara rutin dan menambah jumlah pemutaran setiap bulan.

Apa tantangan dari mengelola penayangan film pendek di microcinema dengan melihat perkembangannya di Indonesia? Bagaimana prospek ke depan?

Tantangannya, karena penonton film pendek sangat segmented, tentu jumlah penonton tidak sebanyak ruang pemutaran mainstream. Selain itu, masih banyak filmmaker atau komunitas film yang masih belum ingin berjejaring dengan filmmaker atau komunitas film lain. Padahal, kekuatan dari film pendek adalah dari komunitas atau semangat berjejaring dengan filmmaker dan komunitas film lain. Di sisi lain, saya lihat perkembangan film pendek di Indonesia semakin ramai, orang-orang semua bisa dan mulai bikin film pendek. Saya yakin ke depan ekosistem film pendek di Indonesia mampu lebih ramai dan berjejaring lebih luas. Saya yakin, kami tak akan pernah kehabisan film pendek untuk kami putar ke depannya.

———
Artikel ini sudah Terbit di AyoJakarta.com, dengan Judul Ulasan JSGVC, Ekosistem Apik Buat Filmmaker Independen Jakarta, pada URL https://www.ayojakarta.com/read/2020/08/13/22738/ulasan-jsgvc-ekosistem-apik-buat-filmmaker-independen-jakarta

Penulis: Aini Tartinia
Editor : Fitria Rahmawati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here