Fizal Aji: Aktor boleh rapuh dan punya batasan!

0
37

Dunia Akting adalah “Dunia” yg mereplika realitas, menurut Fizal Aji, atau akrab dipanggil Aji, seorang aktor dan tergabung dalam Mondiblanc Actinglab serta Teater Tetas. Aji juga mengutip istilah dari Sanford Meisner seorang maestro akting Amerika Serikat, yakni “Living Thruthfully Under Imaginary Circumstances“. Untuk Aji, akting menjadi seni yang dengan segala konsekuensinya yang patut diperjuangkan di hidupnya. Dan dengan perjalanan karirnya yang berliku dan penuh pelajaran penting, Aji menjadi salah satu mentor dan programmer di Progam Acting FPS 2024.

Fizal Aji. Sumber: Instagram @fizalajie

Dari seni peran, Aji mulai banyak menyelami berbagai macam perspektif manusia dalam hidup. Tidak semuanya sejalan dengan perspektif yang dia punya, tapi justru itu membuat Aji mau mengerti dan melebarkan toleransi dalam perbedaan pilihan hidup.

“Sebagai aktor, yang tersulit adalah ketika berhadapan dengan teman main yang cukup menutup diri,” katanya. Menurut Aji, kemampuan untuk sabar dan mau mendengarkan adalah faktor kunci untuk “breaking the wall” itu. Aji mengagumi nama-nama seperti El Manik, Dea Panendra, Putri Ayudya, Paul Dano, Michael Sheen, dan Toni Collette yang memiliki daya tarik tersendiri bagi dalam film-film yang mereka mainkan, dan mampu menembus tembok-tembok diri mereka untuk menjadi seorang karakter yang manusiawi.

Aji berharap dia akan tetap ada di dunia keaktoran sampai tua nanti. Ia juga berharap semoga semua pekerja keaktoran makin aware dengan batas jam kerja maksimal, kontrak yang benar-benar disetejui kedua belah pihak, serta kenyamanan dan keselamatan saat bekerja, karena pekerjaan aktor sangat rentan terhadap ekspoitasi, dari mulai jam kerja, pelecehan, dan perundungan. 

Berbicara tentang kelas acting FPS 2024 yang sedang diadakan oleh Mondiblanc, Aji sebagai salah satu mentor pun tidak memiliki kriteria khusus dalam belajar akting bersama para peserta FPS. Yang penting semua peserta “… cukup mau berproses bersama dan membuka diri untuk bisa diajak kerjasama, tanpa melupakan dan melukai batasan yang diri sendiri punya ia sudah merasa senang.“ “Walau harus membuka diri, Aktor boleh banget punya batasan,” ucapnya.

“It’s Ok to Be Vulnerable and It’s Ok to Have Your Boundaries.”

Sambil belajar, mengajar dan bekerja, Aji tidak pernah berhenti untuk berkarya, khususnya di dalam film pendek. Dua diantaranya adalah “Room Service” dan “Mayang O Mayang” yang sempet terpilih di 10 Besar Film Pendek FFI.

Buat Aji, menjadi seorang aktor adalah perjalanan yang mengasyikkan yang penuh dengan kesempatan untuk berkembang, mengekspresikan diri, dan berkreasi. Dengan pola pikir yang positif dan dedikasi, siapa pun dapat mengejar impian mereka untuk berakting asal kuat bekerja keras, tekun, dan punya kemauan untuk terus belajar dari kegagalan.

Dari semua itu, hasilnya tidak terbatas. “Kesempatan untuk menghidupkan karakter di panggung atau layar, untuk menginspirasi penonton, dan untuk memberikan dampak yang bertahan lama pada dunia melalui kekuatan penceritaan, adalah hadiah yang rasanya luar biasa untuk seorang aktor.” kata Aji. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here