Mengelola Konflik di Set: Wawasan Rien Al-Anshari untuk Produser Pemula

0
67

Syuting untuk filmmaker pemula seringkali menjadi bencana, yang bisa membuat traumatis dan kapok bikin film. Konflik dalam proses pembuatan film adalah sesuatu yang pasti terjadi, dan semakin semua orang suka dan sayang pada ide dan filmnya, semakin intens konflik yang akan terjadi. Saya mewawancarai Rien Al Anshari, seorang penulis, produser dan mentor kelas produksi FPS 2024 MondiBlanc Film Workshop untuk dapat bocoran bagaimana baiknya seorang produser baru mengatur konflik di dalam film. Rien adalah seorang produser yang filmnya, “Membicarakan Kejujuran Diana,” mendapatkan penyebutan spesial (special mention) dewan juri akhir FFI 2022, dan menjadi salah satu film pendek Indonesia yang paling kontroversial untuk mematik diskusi soal parenting, pendidikan, dan politik identitas. 

Membicarakan Kejujuran Diana (2021) | MUBI
Membicarakan Kejujuran Diana, stills. Sumber: MUBI.


Rien Al-Anshari mengawali karirnya dari dunia kepenulisan dalam dunia sastra. Ia pernah menjuarai lomba cerpen tingkat nasional, dan dari situ ia jadi banyak mendapatkan teman baru. Keinginan menjadi produser hadir untuk merealisasikan apa yang dituliskan dan ingin lebih terlibat lebih jauh dalam menciptakan dunianya sendiri secara visual audio. Selain itu Rien pun menyukai bidang managerial, sebuah nilai tambah ketika ingin menjadi produser.

Keputusan terbesar Rien untuk memutuskan menjadi seorang produser juga didorong oleh  Angkasa Ramadhan, sutradara yang juga suaminya. Rien juga mengambil inspirasi dari Mira Lesmana, salah satu produser yang ia dikagumi. Rien belajar banyak dari Mira, yang ia rasa sangat memahami produksi dan distribusi film, bentuk film yang akan dibuat, dan mengerti filmnya akan di bawa kemana, sebelum filmnya diproduksi.

Selain menjadi produser, bersama Pawadi Jihad, Harris Supiandi dan Angkasa Ramadhan, Rien mendirikan Sineas Khatulistiwa yang mengumpulkan filmmaker lokal dari kalangan komunitas dan akademisi untuk sama-sama membangun perfilman Kalimantan Barat. Biasanya anak-anak asuhannya dari Kalimantan Barat sering datang ke rumah untuk diskusi mengenai naskah yang mereka buat, atau untuk sekedar berkonsultasi. Menurut Rien, menjadi seorang produser itu berat tidak bisa hanya sekedar coba-coba. Menjadi produser itu perlu punya dorongan, motivasi dan rasa cinta yang kuat, misalnya dalam cerita yang dibuat; apakah ada relevansi atau keterkaitan dengan hidup? 

Rien dkk di set syuting.

Selain itu seorang produser juga harus punya pemikiran yang paling realistis. Sebagai produser, kita boleh  berpikiran imajinatif mengikuti visi dari Sutradara. Tapi kita juga harus tahu batasan realistis untuk bisa mewujudkan visi dari sutradara itu. Semuanya harus terukur dan terkontrol, semua itu butuh logika—kemampuan berfikir praktis dan cepat. Jadi kita sebagai produser harus bisa menyadarkan sutradara bahwa kita bekerja bukan dalam ranah egosentris melain bekerja dengan kebersamaan. Jika terus bekerja dalam ranah egosentris semuanya akan kebablasan dengan timeline yang sudah di buat. 

Dalam wawancara, Rien juga menjabarkan tips agar tidak berkonflik dengan Sutradara atau kru lainnya. Untuk Rien, sutradara adalah partner kerja produser yang terdekat. Karena itu, baik produser dan sutradara baiknya bekerjasama seperti orang tua yang mengasuh anak mereka, dan saling menjaga harga diri satu sama lain. Salah satunya dengan cara tidak marah, memarahi atau merendahkan sutradara di depan banyak orang, apalagi ketika proses syuting berlangsung. Beda pendapat hingga marah boleh saja, asalkan harus tetap berada dalam forum yang sudah disepakati untuk berdebat. Jangan sampai dibawa keluar forum. Menurut Rien, mengontrol forum ini sangat penting dipahami dan dikuasai oleh seorang produser. Produser juga sedapat mungkin mampu menjaga dan mengetahui mood sutradara dan kru lainya. Jika ingin produksi itu minim bencana, semuanya harus dikomunikasikan atau diantisipasi sejak pra-produksi. Cara kita menangani konflik adalah dengan memetakan dan membaca konflik, sebelum konflik itu terjadi.

Salah satu materi FPS 2024, kelas produksi: hierarki produksi.

Akhir kata, Rien yang saat wawancara ini dilakukan sedang menjadi mentor produksi untuk FPS 2024, workshop tahunan MondiBlanc yang prosesnya lumayan panjang, menutup dengan sebuah harapan. Ia berharap peserta kelas FPS tahun ini, khususnya kelas produser, bisa mempraktekkan segala macam teori atau pengetahuan yang sudah diajarkan di kelas, dan punya kepekaan terhadap segala situasi di lapangan serta bagaimana cara mengatasinya. Tips utama dari Rien untuk menjadi produser yang konsisten itu adalah: produser harus (1) memahami cerita yang akan dijadikan sebuah film dari A sampai Z seperti tema, visi, genre, karakter, setting tempat dan memberikan brief agar (2) pemahaman itu dapat dibagi dengan baik, etis, kolaboratif dan membangun ke semua yang terlibat dalam pembuatan sebuah film.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here