Jakarta, CNN Indonesia — Mithera merupakan salah satu dari lima film pendek hasil workshop MondiBlanc yang tayang perdana dalam program Omnibus Q di Metro Cinema Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (27/10).
Film ini mengisahkan hubungan antara ibu dan anak yang dibalut dengan genre drama-horor. Penulis Mithera, Diah Hayu, menjelaskan ide film tersebut berawal dari fenomena anak dianggap sebagai investasi orang tua.
“Idenya sesimpel investasi anak. Awalnya itu drama, idenya dari seorang anak dan ibunya yang sakit, lalu kasih wejangan terakhir ke anaknya,” kata Hayu kepada CNNIndonesia.com.
“Satu keinginan si ibu yang enggak bisa dicapai karena dia mau mati. Kemudian idenya dinaikin lagi, apa yang ibunya ini inginkan dari anaknya,” lanjutnya.
Hayu kemudian menjelaskan naskah film garapannya dikembangkan menjadi drama-horor setelah berdiskusi dengan sutradara dan kru produksi. Mereka pun memutuskan agar karakter ibu punya keinginan merenggut nyawa anaknya dengan cara bertukar raga.
Hayu juga berupaya mengembangkan latar belakang karakter ibu sebagai orang yang telah hidup selama ribuan tahun dengan cara berpindah ke raga keturunannya.
Ia pun menyelipkan berbagai referensi dalam sejumlah adegan, salah satunya ketika sang ibu merapal mantra. Hayu menjelaskan mantra itu diambil dari perpaduan bahasa Yunani kuno setelah mendalami mitologi bangsa tersebut.
“Kalau dari mantra itu perpaduan bahasa, tapi utamanya pakai Bahasa Yunani karena Mithera itu dari bahasa Yunani yang artinya ibu,” kata Hayu.
“Mitologi Yunani itu memang dipakai di berbagai film, jadi memang aku bacanya dari Yunani itu,” lanjutnya.
Tak hanya itu, penulis juga memasukkan pie apel sebagai simbol bahwa karakter ibu telah hidup selama ribuan tahun. Makanan itu menjadi bagian dari cerita Mithera ketika dibuat oleh sang anak.
ie apel, kata Hayu, menjadi simbol makanan yang telah dibuat oleh sang ibu selama ribuan tahun. Ibu juga dikisahkan memiliki usaha pie apel dengan resep buatannya.
“Karakter ibu ini dia sebenarnya sudah beralih badan ribuan tahun lamanya. Bagaimana kita bawa masa lampau itu ke film, itu [lewat] apple pie,” kata Hayu.
“Jadi, apple pie itu makanan yang sudah dari zaman dulu ada. Dia juga buka usaha apple pie, itu relate-nya sih,” lanjutnya.
Sementara itu, MondiBlanc juga merilis empat film pendek lain yang tayang perdana dalam Omnibus Q. Film tersebut merupakan hasil workshop film yang diadakan MondiBlanc selama lebih dari satu tahun terakhir.
Selain Mithera, terdapat film Curriculum Vitae yang mengisahkan ambisi seorang ibu mencarikan jodoh untuk anaknya. Kemudian, ada Familiar yang berkisah tentang ketakutan anak untuk mengungkapkan jati diri ke ibunya.
Ada pula film bergenre thriller-eksperimental berjudul Ungrund yang berkisah tentang seorang penulis dan ibunya. Film terakhir berjudul Fasad, mengisahkan kehidupan pahit di balik pasangan muda yang menjadi idaman di media sosial.