Sekitar Tahun 1700-1800-an, sekelompok pemburu menemukan seorang anak laki-laki ditengah hutan yang berlokasi di Aveyron. Mereka berhasil menangkap anak tersebut, dan anak tersebut dibawa ke Kota. Anak tersebut tidak memiliki nama, sampai pada akhirnya ia bertemu Jean-Marc Gaspard Itard, seorang dokter pada lembaga yang mengkhususkan diri pada ketulian. Bocah tersebut dinamai Victor, Victor of Aveyron. Pertemuan Victor dengan Itard memulai suatu kasus yang cukup menggemparkan kemanusiaan. Kasus ini difilmkan pada tahun 1970 oleh Francois Truffaut dengan judul “The Wild Child”. Pada tahun 1976 Harlan Lane menulis buku tentang kasus ini, dan masih banyak literatur lain yang mengaji kasus ini dari berbagai bidang.
Kasus Victor dimulai saat Itard mencoba berbincang dengan Victor. Tetapi selama sesi perbincangan, Victor tidak pernah berbicara. Menuntun rasa penasaran Itard tentang kemampuan mendengar bocah ini. Itard mencoba membanting pintu, menggemerincingkan kunci, hingga menembakkan pistol di dekat kepala anak tersebut. Tetapi, Victor tidak memberikan respon apapun. Hingga singkat cerita, melalui beberapa diseminasi, Victor dinyatakan dapat mendengar. Hanya saja tidak menunjukkan ketertarikan yang sama dengan orang-orang perancis yang diperadabkan.
“Under these circumstances his ear was not an organ for the appreciation of sounds, their articulations and their combinations; it was nothing but a simple means of self-preservation which warned of the approach of a dangerous animal or the fall of wild fruit.” (Itard, 1962)
Penemuan ini mendemonstrasikan bahwa pendengaran merupakan bagian dari sejarah dan kultur. Tidak penting apa yang terjadi saat Victor berada di hutan, tetapi saat Victor dan Itard bertemu dan berinteraksi, kedua kultur yang berbeda jauh menunjukkan pengalaman mendengar yang berbeda.
Suatu contoh lainnya, pekerja di terminal bis dan pekerja perpustakaan memiliki pengalaman mendengarnya masing-masing. Terminal sangat berisik, penuh dengan bunyi-bunyian keras, seperti suara mesin mobil, teriakan kondektur, klakson, dan lainnya. Sedangkan, di kantor sebaliknya. Semuanya serba tenang dan tidak seberisik terminal. Ada tendensi bahwa klakson mobil bersifat lebih penting bagi pengendara kendaraan pribadi dibanding pengguna angkutan umum. Suara tembakan terdengar sama, tetapi sebagai masyarakat biasa dan tentara memiliki kewaspadaan yang berbeda. Suara teman, orang tua, adik, kekasih dan orang lain, pasti juga menggetarkan hati secara berbeda.
Perbedaan pengalaman mendengar sendiri terbentuk, dan menyatu dengan histori juga kultur tiap individu. Bukan hanya tentang selera musik, tetapi hal kecil seperti nada bicara dan preferensi suasana kafe juga ikut terbentuk. Bahkan jika pergi lebih dasar lagi, kategori bunyi yang bermakna atau hanya sekedar kebisingan tercipta akibat kultur dan histori.
Bunyi sekarang, bukan hanya sekedar objek kajian fonologi dan musik. Melainkan kajian keseharian, mendarah dalam kehidupan bersama dengan segala lapis pengalaman lain. Sebagaimana Victor dan Itard, setiap individu mendengarkan hal yang berbeda. Maka pertanyaan paling penting, apa yang kamu dengar?
Sumber :
Jean-Marc Gaspard Itard, The Wild Boy of Aveyron
Jonathan Sterne – Audible Past : Cultural Origins of Sound Reproduction
Wikipedia.org